lintasberitapemalang - Kepala Kooordinasi Kebijakan Bank
Indonesia Perwakilan Jambi Ihsan W Prabawa mengingatkan masyarakat untuk
mewaspadai beredarnya uang palsu menjelang pemilu.
"Masyarakat harus hati-hati dan teliti ketika menerima uang, karena
menjelang pemilu berbagai cara dilakukan oknum untuk mencapai tujuan
tertentu," katanya di Jambi, Senin (24/3).
Menurut dia, peredaran uang palsu tidak hanya terjadi saat menjelang
pemilu, namun menurut pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya, penggunaan
uang palsu selalu meningkat saat menjelang pesta demokrasi.
Meningkatnya peredaran uang palsu menjelang pemilu ini karena diduga
akan digunakan untuk membeli suara atau merusak citra partai lain,
karena semakin hari persaingan politik semakin keras sehingga berbagai
cara pun dilakukan.
Ketika ditanya, Ihsan mengatakan, peredaran uang palsu sebagian besar
banyak ditemukan di daerah kabupaten di luar Kota Jambi, hal ini
disebabkan masih masih minimnya pengetahuan masyarakat akan ciri-ciri
rupiah yang asli.
Sementara itu, Asisten Manager/Kasir 1 Bank Indonesia Perwakilan Jambi
Darwisman menjelaskan, untuk menekan peredaran uang palsu, masyarakat
harus memahami ciri-ciri uang palsu tersebut.
"Orang yang pernah mengikuti pelatihan 3D pasti tahu tentang ciri-ciri uang apakah asli atau palsu," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan laporan perbankan yang diterima BI, selama
Januari hingga Maret 2014, telah ditemukan uang palsu dalam bentuk
pecahan Rp50 ribu sebanyak 14 lembar, pecahan Rp100 ribu sebanyak 70
lembar, satu lembar pecahan Rp20 ribu.
Sementara dari Polres Bungo dilaporkan telah ditemukan uang palsu pecahan Rp100 ribu sebanyak 503 lembar.
Sedangkan pada 2013, berdasarkan laporan perbankan telah ditemukan
sebanyak 397 lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu, 101 lembar pecahan
Rp50 ribu, tiga lembar pecahan Rp20 ribu dan satu lembar pecahan Rp10
ribu.
Sementara dari pihak kepolisian menemukan menemukan 1.046 lembar uang
palsu pecahan 100 ribu, tiga lembar pecahan Rp50 ribu, data tersebut
antara lain dari Polsek Danau Kerinci, Polsek Jaluko, Polsek Rimbo
Bujang dan Polres Sarolangun.
Darwisman mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan adanya uang palsu
yang ditemukan masyarakat, karena umumnya masyarakat takut untuk
melapor.
"Masyarakat takut melapor ke pihak kepolisian karena mungkin tidak mau
jadi panjang urusannya, sebagian ada yang takut dituduh sebagai pengedar
jadi mereka mendiamkan saja uang palsu yang mereka terima," jelas
Darwisman.
Demikian perhtian kami kepada anda terim and asalamualaikum.....
Belum ada tanggapan untuk "Peredaran Uang Palsu Saat Pemilu"
Posting Komentar